Diposkan pada Kepramukaan, Other, Penegak dan Pandega, Penggalang, Siaga

MAKNA PENDIDIKAN KEPANDUAN ATAU PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN

Pendidikan nasional bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriot dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan serta berorientasi pada masa depan.

Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan kegiatan-kegiatan melalui jalur sekolah dan jalur luar sekolah. Pada jalur sekolah selain dilakukan kegiatan intrakurikuler, juga dilakukan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran biasa dalam suatu susunan program pengajaran, di samping untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan kebutuhan lingkungan, dan juga untuk pengayaan wawasan dan sebagai upaya pemantapan kepribadian. Jalur luar sekolah tersebut antara lain Pendidikan Kepanduan atau pendidikan Kepramukaan, yang pelaksanaannya dilakukan oleh Gerakan Pramuka.

Pendidikan Kepramukaan yang dilaksanakan di sekolah merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah yang bersangkutan. Kegiatannya dilaksanakan melalui Gugusdepan Gerakan Pramuka yang berpangkalan di sekolah dan merupakan upaya pembinaan melalui proses kegiatan belajar dan mengajar disekolah. Melalui Pendidikan Kepramukaan ini dapat dilakukan penbinaan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila, pendidikan pendahuluan bela negara, kepribadian dan budi pekerti luhur, berorientasi, pendidikan kewiraswastaan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, persepsi, apresiasi dan kreasi seni.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, Gerakan Pramuka SMP Negeri 10 Bekasi tepatnya tanggal 12 September 2004 mendirikan sebuah wadah pembinaan Pendidikan Kepramukaan  khususnya untuk usia Penegak dan Pandega, wadah tersebut di beri nama Ambalan Rakai Pikatan – Pramodawardhani, dimana tujuan awal pendirian ambalan adalah : ”Untuk mempersiapkan anggotanya sebagai manusia penerus cita-cita perjuangan pembangunan bangsa, yang memiliki kemampuan dan keterampilan, guna kehidupan dalam bermasyarakat. Dan nama baru-pun muncul sebagai panggilan bagi Anggota Gerakan Pramuka SMP Negeri 10 Bekasi, bukan hanya untuk anggota ambalan saja, tetapi juga bagi anggota penggalang yang sangat antusias dan aktif membaktikan dirinya di Gerakan Pramuka SMP Negeri 10 Bekasi, the name is : pandu_DASABALA.

Seiring dengan perkembangan jaman dan bertambahnya usia, sebagai pandu_DASABALA, terkadang saya mendapat pertanyaan. Dan pertanyaan itu bukan dari orang lain, melainkan dari dalam diri saya sendiri. Pertanyaan itu :

”Apa makna Pendidikan Kepanduan atau Pendidikan Kepramukaan bagi seorang pandu_DASABALA?”

Bayangan-bayangan masa lalu-pun hadir, ketika saya mulai bergabung bersama Gerakan Pramuka ”chaptoen” (sebutan untuk SMPN 10 Bekasi), mulai belajar bagaimana membuat simpul, mengartikan apa kalimat-kalimat sandi, apakah itu simaphore dan morse, apa yang harus dilakukan ketika terjadi kecelakaan, gerakan yang benar dari sebuah baris-berbaris itu bagaimana, dan bagaimana mengkondisikan situasi yang mulai kacau hingga bisa tenang, serta masih banyak lagi sesuatu yang didapat dari sebuah Pendidikan Kepramukaan.

Ya…, pasti yang terjadi hanyalah bayangan-bayangan masa lalu yang seru ketika saya mulai bergabung yang hadir untuk menjawab pertanyaan itu, tidak lebih. Karena mungkin terlalu besar makna yang saya rasakan dari pendidikan kepanduan / kepramukaan tersebut. Sampai detik inipun, ketika diajukan pertanyaan yang sama oleh orang lain (bukan oleh pikiran), saya cuma bisa bilang, ”Makna sebuah pendidikan kepramukaan bukan untuk diucapkan oleh lidah, tetapi makna pendidikan kepramukaan untuk dirasakan oleh hati dan perasaan”.

Makna pendidikan kepramukaan bukanlah sesuatu yang instant yang bisa dirasakan saat ini, tetapi makna pendidikan kepramukaan bisa dirasakan ketika kita sudah melangkah ke dunia yang lebih keras. Karena disanalah kita bisa merasakan bagaimana pentingnya sebuah disiplin, di posisi bagaimana kita harus bisa menempatkan diri, dan inisiatif yang seperti apa yang harus kita miliki untuk mensiasati sebuah pekerjaan agar lebih mudah, yang semuanya itu [Alhamdulillah sudah saya rasakan] dapat saya lalui karena saya telah mendapat Pendidikan Kepramukaan.

Pernah suatu hari ketika saya sedang mengerjakan sesuatu, ponsel saya berbunyi, dan ketika saya buka sebuah pesan saya terima dari adik kelas saya yang sedang menempuh pendidikan kedokteran di Kota Jogyakarta, yang pada saat itu Dia sedang mengikuti kegiatan musyawarah tingkat nasional mahasiswa kedokteran di daerah Kalimantan, pesan itu kurang lebih tertulis :

”Bang, terima kasih sudah mengajari saya tentang teknik persidangan di Pramuka, karena sekarang saya ditunjuk untuk menjadi Presidium Sidang, tepatnya sebagai Ketua Sidang dalam Musyawarah Tingkat Nasional Mahasiswa Kedokteran. Alhamdulillah, ilmu yang diajari sekarang berguna.”

Bukan itu saja, ketika kami [para pandu_DASABALA] melaksanakan rutinitas bertukar pikiran dalam sebuah kumpul-kumpul, saya melontarkan kepada mereka satu pertanyaan, ”Kita kan ikut kegiatan Kepramukaan sudah cukup lama, kalo boleh saya tahu, apa manfaat kalian ikut Kepramukaan?”. Semua  yang ada diruangan itu terdiam, gak tahu bingung atau sedang memikirkan jawaban atas pertanyaan saya itu. Perlahan terdengar suara dari sebelah kanan saya :

”Kalo ditanya seperti itu, saya tidak dapat menjawab. Tapi, berada dimana saya sekarang ini adalah merupakan peran Kepramukaan. Ketika saya melamar ke sebuah perusahaan besar, saya mendapat panggilan untuk  sebuah test (mungkin beberapa test). Seperti biasa pasti ada Psikotest dan wawancara dalam sebuah proses tersebut. Kalo untuk psikotest, sudahlah biasa, karena diperusahaan manapun pasti seperti itu. Yang saya gak habis pikir adalah ketika saya ikut wawancara dengan pimpinan perusahaan tersebut. Ketika orang lain ditanya dengan pengalaman kerja, berapa besar gaji yang di inginkan, saya ditanya : Kegiatan apa yang kamu ikuti dan senangi. Spontan saya jawab : Pramuka. Karena dari kepramukaan saya memiliki disiplin yang mungkin lebih dari orang lain. Dan Alhamdulillah, jawaban-jawaban atas pertanyaan dari wawancara saya tersebut, menjadikan nilai lebih buat saya untuk diterima di perusahaan tersebut”.

Ketika satu dari kami sudah mulai bicara, gayungpun bersambut. ”Lingkungan tempat saya tinggal, merupakan contoh lingkungan yang masyarakatnya [apalagi para pemudanya], mengabaikan norma-norma. Mungkin kalo saya tidak bergabung bersama Kakak-kakak, saya gak tahu seperti apa saya sekarang ini. Saya bersyukur, dengan ikut bergabung di sini [di Kepramukaan] saya bisa menjaga diri dari sifat negatif dan sedikit banyak dapat menerapkan hal-hal positif di lingkungan tempat tinggal saya. Dan yang paling besar hal yang saya rasakan adalah sifat Kekeluargaan dan kebersamaan. Disini hal itu benar-benar ada dan nyata saya rasakan, terima kasih sudah melibatkan saya disini.”

Yang lain bilang, ”Kalo saya beda. Bukan pekerjaan dan bukan pergaulan, tapi tentang kemampuan diri. Sekarang saya di SLTA, dimana didunia SLTA saat ini (entah itu MA, SMA/SMU, maupun SMK), dituntut untuk menyamapikan materi, tugas, makalah, dan lainnya dengan metode Presentasi. Dan yang saya rasakan adalah kemampuan saya untuk menyampikan presentasi itu, lebih dari orang lain. Karena teman-teman saya bilang, ”guy’s, bisa banget loe nyampein presentasi, dapet ilmu dari mana?”. saya bilang, ”dari Pramuka”.

Dan ketika pertanyaan yang sama saya sampaikan kepada adik-adik saya yang saat ini baru menajajaki dunia kampus di semester pertama, mereka bisa bilang bahwa : ”Hampir semua pengalaman yang saya dapat dari Kepramukaan, membantu saya menemukan potensi diri, talenta dan mengenal diri lebih dalam, meningkatkan kemampuan dalam ber-interaksi dalam komunitas tertentu, mengungkapkan pendapat, bahkan berani untuk memotivasi orang lain”.

Itu merupakan beberapa contoh, bahwa pendidikan kepramukaan akan sangat berguna untuk anggota pramuka yang benar-benar mencintai Gerakan Pramuka dengan mengamalkan Dasa Darma dan Tri Satya. Karena sebagai seorang anggota pandu_DASABALA, biasanya sebuah tanggung jawab akan menyertai kita dalam berorganisasi. Kenapa saya katakan seperti itu ?, karena dari beberapa pengalaman yang ada dimanapun kami berada, kami merasa bahwa tanpa berorganisasi ”ada sesuatu yang kurang”. Pernah (secara pribadi) saya bilang pada diri saya bahwa : ”setelah kelas 3 (baik SMP atau SMA) saya akan fokus terhadap pelajaran untuk persiapan Ujian Nasional, jadi segala bentuk kegiatan akan saya lepas”. Namun pada kenyataannya, sampai dengan H-1 UN di SMP, saya sendiri masih ada pada sebuah kegiatan Kepramukaan. Bukan berarti karena saya mengesampingkan UN, tapi karena dengan adanya kegiatan seperti itu, semangat belajar saya bisa bertambah, dengan bisa berbagi bersama orang lain (peserta kegiatan) tentang bagaimana UN, apa yang mereka lakukan untuk menghadapi UN, dan hal-hal lain yang bisa memotivasi kita untuk tidak takut menghadapi sebuah ujian.

Di waktu yang lain, pernah seorang adik kelas bertanya kepada saya :

”Bang, apa yang harus saya lakukan jika saya ingin tetap melakukan kegiatan, sedang kondisi saya dituntut untuk belajar agar dapat prestasi yang bagus? .”

Dari pertanyaan itu saya hanya bisa jawab :

”lakukan apa yang kamu senangi selama hal itu tidak menggangu konsentrasi belajar kamu, dan justru akan menambah motivasi belajar kamu. Dan buktikan kepada semua orang bahwa kamu bisa dapat prestasi yang bagus, walaupun kamu aktif melakukan kegiatan.”

Kami menganggap bahwa dalam perjalanan kehidupan kami (khususnya saya) ”organisasi adalah sebagai rumah kedua”. Karena dari tempat ini [organisasi], kami bisa lebih mengenal dunia, jadi lebih memahami tentang seseorang, banyak mendapatkan ilmu yang tidak kami dapatkan dalam pendidikan formal. Sahabat kami bukanlah hanya sebatang tongkat dan seutas tali. Karena dari tempat ini [organisasi, khususnya ambalan], kami juga bisa mendapatkan sahabat-sahabat kami ; orang-orang yang bisa berbagi dalam kebahagiaan ; orang-orang yang mau diajak dalam kesusahan ; orang-orang yang bisa memotivasi ketika orang lain berada dibawah ; orang-orang yang bisa memberi pegangan ketika orang lain berada diatas ; orang-orang yang mau memberi dan diberi masalah ; orang-orang yang memberikan tawa, senyum, cinta, sayang dan airmata ; serta orang orang yang bisa memberikan bukti tentang keberadaan diri bahwa ’saya ada’.

Setidaknya ini semua membuktikan bahwa pendidikan kepanduan atau pendidikan kepramukaan yang telah kami dapat sebagian dan masih kami pelajari (karena sampai kapanpun pendidikan kepramukaan selalu berkembang), banyak memiliki kontribusi yang besar buat kami menjalani sebuah kehidupan dan selalu menjadi ’penasehat kami’ dalam pencarian jati diri kami sebagai manusia.

Biarkan orang lain masih membicarakan tentang : ”Apa artinya Pramuka?”, ”Untuk apa ikut Pramuka?” dan ”Apa gunanya Pramuka?”. Karena sekarang yang sedang kami diskusikan adalah ”Bagaimana Pendidikan Kepramukaan dimasa depan dan apa yang harus kami lakukan untuk perkembangan Pendidikan Kepramukaan?”.

Orang boleh bilang : ”Ikut Pramuka tidak akan bisa kaya”.

Tapi kami bisa bilang bahwa : ”Dengan ikut Pramuka kami jadi sangat kaya, kami memiliki banyak sekali harta, kebahagiaan ; ilmu pengetahuan ; dan ikatan persahabatan. Karena tujuan kami ikut Pramuka bukan untuk mencari sesuatu yang bersifat materil, tapi tujuan kami ikut Pramuka adalah mencari kebahagiaan hidup dan mencari tempat yang bisa untuk berbagi, saling memberi dan menerima kekurangan dan kelebihan sebagai manusia”. Dan kami menganggap bahwa Pendidikan Kepramukaan yang telah kami dapat, telah memunculkan keberadaan kami, sehingga kami bisa bilang bahwa ’Kami Ada’.

”Kami bukanlah orang baik-baik, tapi setelah apa yang kami alami di Kepramukaan, kami sadar bahwa kami telah menjadi orang yang lebih baik”.

”….Ingatlah bahwa :

  1. jadikan organisasi sebagai rumah-mu,
  2. makna pendidikan kepramukaan bukanlah sesuatu yang instant, yang bisa dirasakan saat ini, dan
  3. makna sebuah pendidikan kepramukaan bukan berada di lidah, bukan di mata, bukan di tangan, dan bukan di pikiran, tapi MAKNA PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN ADA DIDALAM HATI KITA”.