Diposkan pada Kumpulan Puisi

Imajinasi 41

TULISAN BUAT DIA    

Duduk aku disini

Diatas kursi dari kayu

Pena kupegang ditangan kanan

Dan kertas putih diatas meja

 

Pikiranku menerawang

Terbang jauh dan menghilang

Kapan kembali ? ku tak tahu

Hanya badan menunggu disini

 

Jarum jam bergerak dan berdetak

Membawa pulang angan yang menerawang

Kembali membawa imajinasi

Dari perjalanan yang dilalui

Ditangan kanan masih ada pena

Dan kertas putih masih ada dimeja

Kutulis imajinasi yang dibawa

Buat dia seorang dara

 

 

Bekasi, 5 Juni 2004

J. Suprtman

Diposkan pada Kumpulan Puisi

Imajinasi 40

YANG BAHAGIA

 

Hadir didepan mata

Terlihat wajah tanpa dosa

Senyum, tertawa dan canda

Menghiasa raut yang bahagia

 

Berjalan mendekatiku

Terdengar langkah tanpa suara

Sunyi, senyap, terasa lelap

Membawa jiwa yang bahagia

 

……………………………………………..

 

 

Bekasi, 5 Juni 2004

J. Supratman

Diposkan pada Kumpulan Puisi

Imajinasi 39

BERKACA AKU

 

………………………………………………..

 

“ berkaca aku pada malam buta

 

wajah terlihat penu luka

 

hilang bahagia tinggalah duka

 

berharap ajal cepat tiba“

 

………………………………………………..

 

J. Supratman

Diposkan pada Kepramukaan, Other, Pendidikan, Penegak dan Pandega, Penggalang, Siaga

Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 dan Penjelasannya

Salah satu tujuan bernegara yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah

mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan.

Pendidikan kepramukaan merupakan salah satu pendidikan nonformal yang menjadi wadah pengembangan potensi diri serta

memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup untuk melahirkan kader penerus perjuangan bangsa dan negara. Di samping

itu, pendidikan kepramukaan yang diselenggarakan oleh organisasi gerakan pramuka merupakan wadah pemenuhan hak warga negara

untuk berserikat dan mendapatkan pendidikan sebagaimana tercantum dalam Pasal 28, Pasal 28C, dan Pasal 31 Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Gerakan pramuka yang pada masa pemerintahan Hindia Belanda tahun 1912 disebut kepanduan terus berkembang dalam dinamika

politik didasari oleh politik yang memecah belah bangsa. Namun kegiatan kepanduan di tanah air tetap memiliki komitmen yang sama

yaitu menentang kebijakan pemerintahan kolonial Hindia Belanda dan berjuang menuju Indonesia merdeka. Sejarah mencatat bahwa

gerakan kepanduan melahirkan sikap patriotisme kaum muda yang pada muaranya mematangkan momentum sumpah pemuda

28 Oktober 1928 dan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Setelah kemerdekaan Presiden Republik Indonesia Soekarno mengumpulkan 60 (enam puluh) organisasi kepanduan untuk

dikonsolidasikan menjadi kekuatan pembangunan nasional. Untuk itu, Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 238

Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang intinya membentuk dan menetapkan gerakan pramuka sebagai satu-satunya perkumpulan

yang memiliki kewenangan menyelenggarakan pendidikan kepanduan di Indonesia.

Perkembangan gerakan pramuka mengalami pasang surut dan pada kurun waktu tertentu kurang dirasakan penting oleh Lanjutkan membaca “Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 dan Penjelasannya”

Diposkan pada Kepramukaan, Other, Pendidikan, Penegak dan Pandega, Penggalang, Siaga

PERENCANAAN DAN PROGRAM KERJA PRAMUKA

“…..Kepramukaan adalah salah satu pendidikan luar sekolah, yang bertujuan untuk mempersiapkan anggotanya sebagai menusia penerus cita-cita perjuangan pembangunan bangsa, yang memiliki kemampuan dan keterampilan, guna kehidupan dalam bermasyarakat. Untuk melaksanakan tujuan tersebut, kepramukaan melaksanakan pendidikan luar sekolah sebagai upaya mengembangkan kepramukaan itu sendiri.

Saat ini, kepramukaan telah berkembang mengikuti perkembangan jaman. Walaupun kepramukaan adalah pendidikan luar sekolah, namun untuk saat ini pelaksanaan pendidikan tersebut bergabung dengan pendidikan sekolah. Dan dalam pelaksanaannya, kepramukaan justru berperan sebagai faktor pendukung dalam pengembangan sekolah. ….”

 

Penggalan tersebut merupakan bagian dari latar belakang suatu program kerja Gerakan Pramuka. Mengapa perlu adanya perencanaan dan porgram kerja, karena dalam melakukan suatu kegiatan, baik kegiatan jangaka pendek, menengah maupun jangka panjang, bahwa

 “PERENCANAAN YANG BAIK AKAN MENGHASILKAN KEGIATAN YANG BAIK, DAN PERENCANAAN YANG YANG BURUK AKAN MENGHASILKAN KEGIATAN YANG BURUK”.

Berikut merupakan contoh program kerja dan perencanaan yang bisa di unduh, lengkap dengan lampiran alokasi waktu nya.

01. Program Kerja Penggalang 2010-2011

Lampiran I Alokasi Waktu

Lampiran II Struktur Organisasi MABIGUS Lanjutkan membaca “PERENCANAAN DAN PROGRAM KERJA PRAMUKA”

Diposkan pada Kumpulan Puisi

Imajinasi 37

Melati

SATU BAIT

Baris pertama kutulis

diatas kertas yang lusuh

Sambil menulis bibir berkata :

“Ini awal hidupku, yang

harus kumulai dengan senyum“

 

Baris kedua kutulis

masih kutulis dikertas tadi

Sambil menulis kembali berkata :

“Perjalananku akan dimulai,

aku harus berdiri dan melangkah“

 

Kembali tergores ’tuk baris ketiga

dalam kertas yang lusuh

Dalam menulis aku berucap : Lanjutkan membaca “Imajinasi 37”

Diposkan pada Kumpulan Puisi

Imajinasi 36

UNTAIAN ASA

Kemarau telah lama hadir
Kering ladang dalam jiwa
Mengering, hingga terluka
Bersyukur jika hujan datang
Menyiram ladang
Yang hitam bagai arang

Sepi sudah lama menjelma
Sunyi ruang dalam raga
Lepas, sampai tiada membekas
Bersyukur kalau suara hadir
Mengisi ruang
Yang kosong bagai lorong

Berkelana kembang dalam taman Lanjutkan membaca “Imajinasi 36”

Diposkan pada Kepramukaan, Other, Pendidikan, Penegak dan Pandega, Penggalang, Siaga

BUKU-BUKU BADEN POWELL

Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, 1st Baron Baden-Powell, OM, GCMG, GCVO, KCB (lahir di Paddington, London, Inggris, 22 Februari 1857 – meninggal di Nyeri, Kenya, 8 Januari 1941 pada umur 83 tahun) ialah tentara, penulis dan pendiri gerakan kepanduan dunia.

Baden-Powell dilahirkan di Paddington, London pada 1857. Dia adalah anak ke-6 dari 8 anak profesor Savilian yang mengajar geometri di Oxford. Ayahnya, pendeta Harry Baden-Powell, meninggal ketika dia berusia 3 tahun, dan ia dibesarkan oleh ibunya, Henrietta Grace Smith, seorang wanita yang berketetapan bahwa anak-anaknya harus berhasil. Baden-Powell berkata tentang ibunya pada 1933, “Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya.”

Selepas menghadiri Rose Hill School, Tunbridge Wells, Baden-Powell dianugerahi beasiswa untuk sekolah umum Charterhouse. Perkenalannya kepada kemahiran pramuka adalah memburu dan memasak hewan – dan menghindari guru – di hutan yang berdekatan, yang juga merupakan kawasan terlarang. Dia juga bermain piano dan biola, mampu melukis dengan baik dengan menggunakan kedua belah tangan dengan tangkas, dan gemar bermain drama. Masa liburan dihabiskan dengan ekspedisi belayar atau berkanu dengan saudara-saudaranya.

Dia mengarang beberapa buku, di antaranya yakni :

[mau download, klik link dibawah ini]

Sea Scouting for Boy’s

Scouting Games

Scouting for Boy’s

Rovering to Succes

Girl Guiding

Cub Book

Aids to Scoutmastership

Aids to Scouting for CO&Men