Pandu-pandu yang kucinta,
Jika kamu pernah melihat sandiwara ‘Peter Pan’. Maka kamu akan ingat, mengapa pemimpin bajak laut selalu membuat pesan-pesannya sebelum meninggal, karena ia takut, kalau-kalau ia tak akan sempat lagi mengeluarkan isi hatinya, jika saat ia menutup matanya telah tiba.
Demikianlah dengan diriku. Meskipun waktu ini aku belum akan meninggal, namun saat itu akan tiba bagiku juga. Oleh karena itu aku ingin menyampaikan kepadamu sekedar kata perpisahan untuk minta diri…………
Ingatlah, bahwa ini adalah pesanku yang terakhir bagimu. Oleh karena itu renungkanlah!
Hidupku adalah sangat bahaagia dan harapanku mudah-mudahan kamu sekalian masing-masing juga mengenyam kebahagiaan dalam hidupmu seperti aku.
Saya yakin, bahwa Tuhan menciptakan kita dalam dunia yang bahagia ini untuk hidup berbahagia dan bergembira. Kebahagiaan tidak timbul dari kejayaan, juga tidak dari jabatan yang menguntungkan, ataupun dari kesenangan diri sendiri. Jalan menuju kebahagiaan ialah membuat dirimu lahir dan batin sehat dan kuat pada waktu kamu masih kanak-kanak, sehingga kamu kelak dewasa. Usaha menyelidiki alam akan timbul kesadaran dalam hatimu, betapa banyaknya keindahan dan keajaiban yang diciptakan Tuhan di dunia ini supaya kamu dapat menikmatinya!
Lebih baik melihat kebagusan-kebagusan pada suatu hal daripada mencari kejelekan-kejelekkannya. Jalan nyata yang menuju kebahagiaan ialah membahagiakan orang lain. Berusahalah agar supaya kamu dapat meninggalkan dunia ini dalam keadaan yang lebih baik daripada tatkala kamu tiba di dalamnya. Dan bila giliranmu tiba untuk meninggal, maka kamu akan meninggal dengan puas,karena kamu tidak menyia-nyiakan waktumu, akan tetapi telah mempergunakannya dengan sebaik-baiknya. Sedialah untuk hidup dan meninggal dengan bahagia. Masukkanlah paham itu senantiasa dalam jani Pandumu, meskipun kamu sudah bukan kanak-kanak lagi dan Tuhan berkenan mengkaruniai pertolongan pada usahamu.
Temanmu
Baden Powell Gilwell
(Ditemukan diantara kertas-kertas Baden Powell sepeninggalnya pada 8 Januari 1941)