Berikut ini saya sampaikan Kisi-kisi Ujian Tengah Semester Tahun 2016/2017, untuk mata pelajaran yang diampu atau diajar oleh Bapak Jaeni Supratman.
Silahkan diklik Lanjutkan membaca “KISI-KISI UTS 2016/2017”
Berikut ini saya sampaikan Kisi-kisi Ujian Tengah Semester Tahun 2016/2017, untuk mata pelajaran yang diampu atau diajar oleh Bapak Jaeni Supratman.
Silahkan diklik Lanjutkan membaca “KISI-KISI UTS 2016/2017”
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Al-Bahri Kota Bekasi berada di Jalan Yon Armed 7/105-GS No. 143 Kelurahan Cikiwul Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi. SMK Al-Bahri berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Al-Bahri (LPAB) yang berdiri pada tanggal 22 Februari 2004, oleh Bapak Drs. H. Sjamsulbahri dan rekan-rekannya, yang pada tahun 2016 berubah nama menjadi Yayasan Al-Bahri Prima Nusantara. Lanjutkan membaca “Sejarah Al-Bahri”
Penyelenggaraan otonomi daerah harus diartikan sebagai upaya pemberdayaan daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam segala bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang pendidikan, diperlukan wadah yang dapat mengakomodasi pandangan, aspirasi, dan menggali potensi masyarakat untuk menjamin demokratisasi, transparansi, dan akuntabilitas. Salah satu wadah tersebut adalah Dewan Pendidikan di tingkat kabupaten/kota dan Komite Sekolah di tingkat satuan pendidikan.
Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah merupakan amanat rakyat yang telah tertuang dalam UU Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) 2000 – 2004. Amanat rakyat ini selaras dengan kebijakan otonomi daerah, yang telah memposisikan kabupaten/kota sebagai pemegang kewenangan dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan. Pelaksanaan pendidikan di daerah tidak hanya diserahkan kepada kabupaten/kota, melainkan juga dalam beberapa hal telah diberikan kepada satuan pendidikan, baik pada jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah. Dengan kata lain, keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga pemerintah propinsi, kabupaten/kota, dan pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat atau stakeholder pendidikan. Hal ini sesuai dengan konsep partisipasi berbasis masyarakat (community-based participation) dan manajemen berbasis sekolah (school-based management), yang kini tidak hanya menjadi wacana, tetapi telah mulai dilaksanakan di Indonesia.
Untuk melaksanakan amanat rakyat tersebut, pada tahun anggaran 2001 Pemerintah telah melaksanakan rintisan sosialisasi pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah di Propinsi Sumatera Barat, Bali, dan Jawa Timur masing-masing satu kabupaten/kota. Selain itu ada beberapa kabupaten/kota yang telah membentuk Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah berdasarkan inisiatif sendiri.
Berdasarkan hasil sosialisasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa keberadaan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah memang dipandang sangat strategis sebagai wahana untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Beberapa kalangan masyarakat yang diundang untuk memberikan masukan tentang pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, pada umumnya sangat antusias dan mendukung sepenuhnya gagasan ini.
Sesuai dengan aspirasi berbagai kalangan masyarakat tersebut, maka proses pembentukan Dewan Pendidikan di tingkat kabupaten/kota dan Komite Sekolah di tingkat satuan pendidikan memerlukan program sosialisasi dengan perencanaan yang matang. Agar program sosialisasi dapat dilaksanakan dengan baik, diperlukan: (1) materi sosialisasi berupa Panduan Umum Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, (2) petugas sosialisasi, dan (3) koordinasi dengan pemerintah propinsi dan kabupaten/kota.
Atas dasar tersebutlah perlu adanya Komite dan Dewan Pembina Pendidikan pada sebuah sekolah. Dan berikut beberapa hal yang terkait dengan adanya Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan di Sekolah.
1. Dewan Pendidikan & Komite Sekolah
2. Komite Sekolah sebagai Organisasi
3. Modul1
5. Modul3
Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan. Tanpa penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan yang telah direncanakan. Penilaian program bimbingan merupakan usaha untuk menilai sejauh mana pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain bahwa keberhasilan program dalam pencapaian tujuan merupakan suatu kondisi yang hendak dilihat lewat kegiatan penilaian.
Sehubungan dengan penilaian ini, Shertzer dan Stone (1966) mengemukakan pendapatnya: “Evaluation consist of making systematic judgements of the relative effectiveness with which goals are attained in relation to special standards”. Evaluasi ini dapat pula diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (data) untuk mengetahui efektivitas (keterlaksanaan dan ketercapaian) kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya mengambil keputusan. Pengertian lain dari evaluasi ini adalah suatu usaha mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari perkembangan sikap dan perilaku, atau tugas-tugas perkembangan para siswa melalui program kegiatan yang telah dilaksanakan.
Penilaian kegiatan bimbingan di sekolah adalah segala upaya, tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan. Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan siswa dan pihak-pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung berperan membantu siswa memperoleh perubahan perilaku dan pribadi ke arah yang lebih baik.
Berikut starndar kompetensi kemandirian dan evaluasi diri, sebagai salah satu bahan penilaian pada Proses Bimbingan Konseling.
1. INSTRUMENT EVALUASI DIRI BK-BP, SMP, MTs, SMA, SMK
2. STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN_SD
Kaitan dengan kegiatan guru bimbingan konseling (BK), perlu ada nya Rencana Kerja, Program Kerja, serta Evaluasi Kegiatan. Baik untuk periode Bulanan, Semesteran, maupun Tahunan, yang terkait dengan Pelayanan terhadap Kasus, Informasi, Bimbingan, Penyuluhan, Karir, dan lain sebagainya.
Berikut ini beberapa hal yang terkait dengan Program Kerja Bimbingan Konseling.
Sekolah sebagai salah satu lingkungan yang bertanggungjawab untuk mengembangkan peserta didik seoptimal mungkin , berfungsi tidak hanya sebagai unsur yang memudahkan perolehan pengetahuan atau keterampilan akademik tetapi juga mengembangkan pemahaman diri melalui prestasi yang dicapai siswa, dan belajar memahami kemampuan-kemampuan yang dimiliki serta kekurangannya.
Siswa yang memiliki kepuasan dalam mengikuti pendidikan di sekolah dan memiliki perasaan bahwa guru memperlakukan dirinya dengan baik . Keadaan ini akan mengembangkan kemampuan mengukur kekuatan dan kelemahan dirinya sehingga memudahkan siswa menentukan masa depannya.
Permasalahan prilaku terjadi karena siswa bosan dan tidak ada minat terhadap kehidupan di sekelilingnya, dan ia berkelompok dengan anak-anak lainnya yang memiliki perasaan yang sama, hal ini sering terjadi bila anak gagal disekolah atau bila ia merasa gagal .
Dalam konflik ini bantuan khusus akan ditemukan dalam Layanan Bimbingan dan Konseling. Melalui layanan Bimbingan dan Konseling siswa dipandang sebagai pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya, oleh karena itu memerlukan pendekatan layanan secara pribadi.
Mengingat pentingnya layanan bimbingan dan konseling di sekolah maka diperlukan perencanaan yang sistematis dan matang sehingga dapat dicapai tujuan secara efektif sesuai dengan kondisi dan kemampuan sekolah.
Berikut ini merupakan hal-hal yang terkait dengan Program Bimbingan Konseling :
3. PROGRAM BIMBINGAN KONSELING SEMESTER
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Ssitem Pendidikan Nasional, pendidikan diartiikan sebagai usaha sadar dan terrencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Lebih lanjut, mengenai fungsi pendidikan dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan dua batasan di atas, maka pendidikan di Indonesia tidak hanya memprioritaskan perkembangan aspek kognitif atau pengetahuan
peserta didik, namun juga tetapi perkembangan individu sebagai pribadi yang unik secara utuh. Oleh karena setiap satuan pendidikan harus
memberikan layanan yang dapat memfasilitasi perkembangan pribadi siswa secara optimal berupa bimbingan dan konseling. Pemahaman mengenai apa dan bagaimana layanan bimbingan di sekolah mutlak diperlukan oleh pengawas. Hal ini merupakan bagian dari kompetensi supervisi manajerial yang harus dilakukannya terhadap setiap sekolah yang berada dalam lingkup binaannya.
Berikut merupakan beberapa pedoman yang diperlukan dalam Bimbingan Konseling disekolah.
1. Bimbingan dan Konseling di Sekolah
2. Tugas Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah
3. Standar_Kompetensi_Peserta_didik
4. Standar_Kompetensi_Konselor
5. Personil Pelaksana Pelayanan Bimbingan
Ada beberapa perlengkapan yang diperlukan dalam penangan siswa terkait dengan bimbingan konseling / bimbingan penyuluha, seperti : alat ungkap masalah, kartu siswa, tugas BK, rekap tugas, dll.
Berikut saya sampaikan beberapa hal yang berhubungan denhan hak tersebut :
3. Laporan Layanan Konseling Individu
Dalam perjalanan pendakian hidup ini banyak ditemui bermacam – macam tipe manusia.
Ada tiga tipe besar manusia, yakni :
Tipe “Quitters” (orang – orang yang berhenti)
Mereka berhenti dan memilih tidak mendaki lagi, keluar, mundur dan menghindari kewajiban, tidak memanfaatkan peluang / kesempatan yang ditawarkan dan diberikan Tuhan dalam hidup ini.
Tipe “Campers” (orang – orang yang berkemah)
Mereka giat mendaki tetapi di tengah perjalanan bosan, merasa cukup dan mengakhiri pendakian dengan mencari tempat datar dan nyaman untuk membangun tanda perkemahan kehidupan ini.
Tipe “Climbers” (para pendaki sejati)
Orang – orang yang seumur hiduo membaktikan diri pada pendakian menuju kehidupan sesungguhnya di hari akhir nanti.
Hal tersebut di atas merupakan bagian dari MODUL BK. Bila mau tahu lebih lanjut berikut ada beberapa contoh modul BK.
Ujian Tengah Semester adalah salah satu sistem evaluasi kualitas pembelajaran yang dijadwalkan pada tengah semester.
Ujian Akhir Semester adalah salah satu sistem evaluasi kualitas pembelajaran yang dijadwalkan pada akhir semester.
Kedua hal tersebut tidak seharusnya dikhawatirkan, karena suka atau tidak,tetap dan akan dilaksanakan sebagai bahan evaluasi.
So, untuk membuat lebih nyaman dan senang dalam mengerjakan ujian, berikut KISI-KISI UJIAN AKHIR SEMESTER.
KISI-KISI UAS GANJIL IPS 10 & 11.PDF
KISI-KISI UAS GANJIL IPS 10 & 11.DOCX
Semoga bermanfaat.
.