Diposkan pada Cerita Kecil, Kumpulan Puisi, Special

Aku, Kamu, Dia, dan Kenangan Indah (Cerita di Ujung Senja II)

AKU, KAMU, DIA, DAN KENANGAN INDAH

(CERITA DI UJUNG SENJA II)

Hari belumlah siang, senyum sang mentari baru sepenggalah menghangatkan lapangan tempat dimana seluruh siswa berdiri dibawah selembar kain berwarna merah dan putih, yang menjadi satu kesatuan utuh, dan kibarannya sebagai bukti bahwa negeri ini sudah meredeka, katanya. Senyum sang mentari yang menjadi saksi dimana tujuh hari yang lalu, sang guru pergi bersama beberapa kenangan manis yang pernah ada. Kenangan manis yang masih terbayang, kata-kata manis yang masih terngiang, dan senyum manis yang masih terlihat dengan jelas, walau hanya sebatas bayang. Senyum yang tujuh hari yang lalu masih ada dan meramaikan suasana ruang kelas dilantai dua, diujung lorong tiga ruang dari ruang guru, dengan tembok berwarna abu-abu, ruang kelas berukuran empat kali empat meter, dimana dindingnya yang abu-abu ramai dengan gambar pahlawan dan beberapa karya tangan siswa dikelas itu. Dan satu hal yang menambah sunyi ruang kelas itu hari ini, karena di dinding bagian depan kelas persis di belakang meja guru, ada tambahan gambar disana, tambahan gambar yang bila melihatnya kenangan manis dan suara canda penuh makna kembali terngiang, ya gambar sang guru idealis yang selalu narsis, namun Lanjutkan membaca “Aku, Kamu, Dia, dan Kenangan Indah (Cerita di Ujung Senja II)”